Jumat, 19 Oktober 2012 - 0 komen yuk

Persepsi Sosial

A. Pengertian Persepsi Sosial
Secara umum,  persepsi ialah sebuah proses mengetahui, menafsir atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan panca indra. Apa yang diperoleh, dipilih dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah oranglain. Secara umum, persepsi sosial adalah aktivitas mempersepsikan oranglain untuk kemudian dapat memprediksi apa yang membuat ia dikenal, melalui persepsi sosial kita berusaha mencari tau dan mengenali oranglain. Sebagai bidang kajian, persepsi sosial adalah studi terhadap bagaimana orang membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang oranglain (Teiford, 2008). Teori-teori dan penelitian persepsi sosial berurusan dengan kodrat, penyebab-penyebab, dan konsekuensi persepsi terhadap satuan-satuan sosial, seperti diri sendiri, individu lain, kategori-kategori sosial, dan kumpulan atau kelompok. Isi dari persepsi bisa berupa apa saja. Atribut-atribut individual dapat mencakup kepribadian, sifat-sifat, disposisi tingkah laku, karakteristik fisik dan kemampuan menilai. Atribut-atribut kelompok dapat mencakup properti-properti seperti ukuran, kelekatan, sifat-sifat budaya, pola stratifikasi, pola-pola jaringan, legitimasi, dan unsur-unsur sejarah.

- 1 komen yuk

Pengenalan Psikologi Sosial


A. Sejarah Psikologi Sosial

Sebuah artikel tentang penelitian Warnaen menunjukkan bahwa psikologi sosial di Indonesia telah ada lebih dari 3 dasawarsa. Diluar Indonesia, psikologi sosial jika dilhat dari tahun kelahirannya bisa jadi lebih dulu lahir dibanding psikologi itu sendiri. Psikologi dianggap berdiri pada tahun 1879 sejak adanya percobaan laboratorium psikologi oleh Wundt, sedangkan psikologi sosial dianggap lahir pada pertengahan abad ke 19 bertepatan dengan munculnya konsep psikologi sosial yang disebut sebagai folk psychologist, kemudian pada tahun 1860 terbentuklah sebuah jurnal yang mengupas masalah teoritis dan faktual yang dibentuk oleh Lazarus dan Seinthal yang disebut Volkerpsychologie (Vaughan dan Hogg, 2002)
Tulisan yang paling sering dianggap sebagai cikal bakal psikologi sosial adalah tulisan “kembar” yang ditulis oleh William McDougall dan Ross. Dikatakan kembar karena tulisan tersebut memiliki judul yang sama serta dibentuk pada tahun yang sama pula. Perbedaan kedua tulisan ini terdapat pada cara pandang penulis terhadap psikologi sosial. McDougall menekankan bahwa tingkah laku sosial merupakan perwujudan insting sedangkan Ross melihat tingkah laku sosial dalam padangan sosiologi (Vaughan dan Hogg, 2002, Baron dan Byrne, 1994). Tulisan lain yang dianggap fenomenal adalah tulisan dari Floyd Allport pada tahun 1924 dan argumentasinya terbukti bahwa tingkah laku sosial berakar dari berbagai faktor, mulai dari kehadiran oranglain hingga penggunaan metode eksperimental untuk penelitian psikologi sosial.
Pasca perang dunia II mulai bermunculan penelitian penelitian yang didasarkan pada kejadian perang dunia II, tokoh yang lahir pada masa ini diantaranya adalah Leon Festinger yang dikenal dengan teori disonansi kognitif, Kurt Lewin dengan teori lapangannya serta Migram, Solomon dan Asch. Kurt lewin yang merupakan salah satu tokoh psikologi sosial, terkenal dengan rumusan teoritis tingkah laku yang menyatakan bahwa perilaku (behavior) merupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Pada tahun 1960 – 1970 mencul kekhawatiran bahwa psikologi sosial menjadi terlalu reduksionis dan posivistik, reduksionis ialah segi pandangan yang berpendirian, bahwa metode yang benar untuk dipakai dalam usaha memahami suatu gejala adalah menganalisis gejalanya atau menyederhanakan sampai dengan komponen komponennya. Sedangkan posivistik adalah penerimaan non kritis sebagai satu pengetahuan yang didapat sebagai kebenaran tunggal tanpa adanya gugatan (Vaughan dan Hogg, 2002). Hal ini dapat menimbulkan salah paham dalam menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan psikologi sosial.
Tahun 1970 – 1980-an merupakan puncak dari perkembangan psikologi sosial, topik topik penelitiannya juga semakin berkembang seperti atribusi, sikap, psikologi politik dan lain sebagainya. Dimasa depan, penelitian akan mengarah pada kognisi dan penerapan psikologi sosial dengan menggunakan perspektif kebudayaan. Faktor kognisi yang berupa atribusi, sikap, strereotip, prasangka dan disonansi kognitif (Baron dan Byrne, 1994; Glassman dan Hadad, 2004) adalah konsep dasar dari tingkah laku sosial manusia.