Terkadang ia membuatmu bergidik disudut seraya berucap lirih "aku kedinginan"
Tak selamanya kedatangan embun yang tiba - tiba mampu menghapuskan lara berkepanjangan
Terkadang ia hanya singgah, kemudian hilang mencari tambatan baru untuk dibenahi
Tak selamanya embun memberimu semangat pagi
Terkadang ia membuatmu terlena dan tertidur pulas, hingga enggan pergi meraih asa
Tak selamanya embun identik dengan pagimu yang manis
Terkadang ia menandakan derasnya tangisan langit dikala malam
Embun memiliki musuh sejati
Mari ku perkenalkan, namanya duri..
Tak selamanya duri akan menyakiti jasmanimu
Terkadang ia membuatmu tegar dan waspada memilih langkah
Tak selamanya duri identik dengan siksaan
Terkadang ia memberimu keindahan bunganya ketika kau berhasil berhati - hati meraba bingkainya
Tak selamanya duri mutlak membuat ujung jarimu didominasi merah darah
Terkadang ia bermaksud menjaga dan membentengimu dari tangan jahil yang hendak merusak
Tak selamanya embun dan duri menjadi musuh sejati
Terkadang mereka melingkarkan kelingking, bertekad untuk saling menjaga
Tak selamanya embun membenci duri
Tak selamanya pula duri membenci embun
Dan tak selamanya..
Aku...
Menjadi sebuah duri